Dalil Nama Allah Al-Hayyu
Di antara Asmaul Husna adalah الحي (al-Hayyu), Yang Mahahidup. Nama Allah al-Hayyu ini telah disebutkan dalam beberapa ayat Al-Qur’an, di antaranya,
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡحَيُّ ٱلۡقَيُّومُۚ لَا تَأۡخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوۡمٌۚ لَّهُۥ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۗ مَن ذَا ٱلَّذِي يَشۡفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذۡنِهِۦۚ يَعۡلَمُ مَا بَيۡنَ أَيۡدِيهِمۡ وَمَا خَلۡفَهُمۡۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيۡءٍ مِّنۡ عِلۡمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَۚ وَسِعَ كُرۡسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَۖ وَلَا ئَُودُهُۥ حِفۡظُهُمَاۚ وَهُوَ ٱلۡعَلِيُّ ٱلۡعَظِيمُ
“Allah, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.” (al-Baqarah: 255)
Baca juga: Arti Nama Allah: Allah dan Al-Ilah
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡحَيُّ ٱلۡقَيُّومُ
“Allah, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya.” (Ali Imran: 2)
وَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱلۡحَيِّ ٱلَّذِي لَا يَمُوتُ وَسَبِّحۡ بِحَمۡدِهِۦۚ وَكَفَىٰ بِهِۦ بِذُنُوبِ عِبَادِهِۦ خَبِيرًا
“Dan bertawakallah kepada Allah Yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya.” (al-Furqan: 58)
Baca juga: Hakikat Tawakal
هُوَ ٱلۡحَيُّ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ فَٱدۡعُوهُ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَۗ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ
“Dialah Yang hidup kekal, tiada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadah kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.” (Ghafir: 65)
Adapun dalil dari hadits ialah riwayat dari Abdullah bin Abbas radhiallahu anhuma, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dahulu pernah berdoa,
اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِعِزَّتِكَ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَنْ تُضِلَّنِي أَنْتَ الْحَيُّ الَّذِي لَا يَمُوتُ وَالْجِنُّ وَالْإِنْسُ يَمُوتُونَ
“Ya Allah, kepada-Mulah aku berserah diri, kepada-Mulah aku beriman, kepada-Mulah aku bertawakal, kepada-Mulah aku kembali, dan dengan kekuatan dari-Mulah aku bertikai dengan musuh. Ya Allah, aku berlindung dengan kemuliaan-Mu—tiada sembahan yang benar selain Engkau—dari Engkau menyesatkan aku. Engkaulah Yang Mahahidup, yang tidak akan mati, sementara jin dan manusia mati semua.” (HR. Muslim)
Arti Nama Allah al-Hayyu
Syaikh Muhammad Khalil al-Harras mengatakan,
“Arti (nama Allah) al-Hayyu adalah Yang memiliki sifat hidup dengan kehidupan yang sempurna dan abadi, yang tidak ditimpa kematian atau kefanaan. Sebab, sifat hidup bagi-Nya merupakan sifat Dzat Allah subhanahu wa ta’ala Yang Mahasuci. Sebagaimana sifat al-qayyum mengharuskan adanya seluruh sifat fi’liyah Allah (yang terkait dengan perbuatan-Nya) yang sempurna, demikian pula sifat hidup-Nya. Sifat hidup-Nya mengharuskan adanya seluruh sifat dzatiyah (yang terkait dengan Dzat-Nya) yang sempurna, berupa sifat ilmu, kemampuan, keinginan, pendengaran, penglihatan, kemuliaan, kesombongan, keagungan, dan semacamnya.” (Syarh Nuniyyah, 2/112; lihat juga hlm. 66)
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah mengatakan,
“Makna (nama Allah al-Hayyu ialah) yang memiliki kehidupan yang sempurna, yang mengandung seluruh sifat kesempurnaan, tidak didahului oleh ketiadaan, dan tidak disudahi dengan kelenyapan, serta tidak tertimpa kekurangan pada sisi mana pun.” (Syarh al-Aqidah al-Wasithiyyah hlm. 134)
(Ustadz Qomar Z.A., Lc.)