Menuduh Orang Lain Menyihir Dirinya

Pertanyaan:

Bagaimana menyikapi orang yang selalu mengaitkan keburukan dengan sihir? Dia menyangka ada orang yang menyihirnya hingga menyebabkan pertengkaran, menghambat rezeki, dll. Dia sering menuduh orang lain telah menyihir dia agar dia marah tak terkendali.

Jawaban:

Kita perlu saling mengingatkan untuk tidak berprasangka buruk kepada saudaranya sesama muslim.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱجۡتَنِبُواْ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعۡضَ ٱلظَّنِّ إِثۡمٌۖ وَ لَا تَجَسَّسُواْ وَلَا يَغۡتَب بَّعۡضُكُم بَعۡضًاۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمۡ أَن يَأۡكُلَ لَحۡمَ أَخِيهِ مَيۡتًا فَكَرِهۡتُمُوهُۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain.  Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.  Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (al-Hujurat: 12)

Baca juga: Ukhuwah yang Membuahkan Mahabbah dan Rahmah

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ، فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ، وَلَا تَحَسَّسُوا، وَلَا تَجَسَّسُوا، وَلَا تَنَافَسُوا، وَلَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا كَمَا أَمَرَكُمُ اللهُ

“Berhati-hatilah kalian dari berprasangka. Sebab, prasangka merupakan ucapan yang paling dusta.  janganlah kalian saling mencurigai, jangan mencari-cari kesalahan, jangan bersaing, jangan saling hasad, jangan saling benci, dan jangan saling membelakangi. Jadilah kalian saling bersaudara. sebagaimana yang Allah perintahkan kepada kalian.” (HR. Muslim no. 2563 dan al-Bukhari pada sebagiannya, dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu anhu)

Baca juga: Nikmat Persahabatan karena Allah

Daripada berprasangka bahwa dirinya merasa disihir atau semisalnya, lebih baik dia membekali diri dengan beribadah, berdoa, membaca Al-Qur’an, dan berzikir (seperti zikir-zikir pagi-sore, sebelum dan sesudah tidur). Setelah itu, dia bertawakal kepada Allah.

وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُۥ مَخۡرَجًا

“Barang siapa bertakwa kepada Allah, Dia akan memberikan jalan keluar baginya.” (ath-Thalaq: 2)

وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُۥ مِنۡ أَمۡرِهِۦ يُسۡرًا

“Barang siapa bertakwa kepada Allah, Dia akan menjadikan urusannya mudah.” (ath-Thalaq: 4)

Baca juga: Takwa & Tawakal, Cara Menghadapi Makar Musuh

Jangan sampai seorang menjadi penyebab saudara-saudaranya yang seiman tersakiti.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَٱلَّذِينَ يُؤۡذُونَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ بِغَيۡرِ مَا ٱكۡتَسَبُواْ فَقَدِ ٱحۡتَمَلُواْ بُهۡتَٰنًا وَإِثۡمًا مُّبِينًا

“Orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (al-Ahzab: 58)

Baca juga: Jangan Gampang Menggosip!

Wallahu a’lam bish-shawab.

(Ustadz Abu Ishaq Abdullah Nahar)